Bacaan: Yakobus 1:1-8
sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. - Yakobus 1:8
Aha, ini adalah sepenggal kisah hidup mantan Presiden Ronald Reagan yang menarik. Reagan pergi ke seorang tukang sepatu dan minta dibuatkan sepasang sepatu yang bagus. Lalu si pembuat sepatu bertanya, "Kamu ingin ujung sepatu yang persegi atau bulat?" Reagan muda berbicara tidak jelas dan ragu-ragu, jadi si pembuat sepatu berkata, "Kembalilah sehari atau dua hari lagi dan beritahu saya apa yang kamu inginkan." Beberapa hari kemudian si pembuat sepatu melihat Reagan di jalan dan bertanya apakah ia telah mengambil keputusan tentang sepatu itu. "Saya belum bisa mengambil keputusan," jawab Reagan."Bagus sekali," kata si pembuat sepatu, kemudian ia memberitahu pelanggannya itu, "Sepatumu akan selesai besok." Ketika Reagan menerima sepatunya, yang satu berujung bulat dan yang lain berujung persegi!
Reagan pun menyimpulkan, "Melihat kembali sepasang sepatu itu setiap hari memberi saya suatu pelajaran. Jika Anda tidak membuat keputusan sendiri, orang lain akan membuatkannya untuk Anda." Ingatlah selalu bahwa tidak membuat keputusan, adalah sebuah keputusan! *
Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk mengambil keputusan. Setiap hari kita dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita pilih. Mencari sekolah baru, mencari rumah baru, saat membeli barang, saat menerima tawaran pekerjaan, bahkan dalam dunia rohani pun kita akan selalu dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita ambil.
Masalahnya kita diam karena takut mengambil keputusan dan membiarkan semua pilihan-pilihan itu mengambang. Berpikir bahwa dengan kita diam, maka kita terhindar dari resiko yang mungkin saja terjadi. Yang terjadi tidak seperti itu. Dengan kita diam, itu adalah keputusan terburuk yang pernah kita ambil dan tetap saja kita harus menerima sejumlah resiko dari keputusan kita itu. Benar kata Reagan, jika kita tidak berani mengambil keputusan maka orang lain dan situasi serta keadaanlah yang akan membuatkannya untuk kita. Itu sebabnya sangat penting kita bersandar kepada Tuhan dan mencoba melangkah sesuai dengan pimpinanNya. Erat dengan Tuhan membuat kita mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.
Beranikah Anda mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan?
Jumat, 21 Mei 2010
Tentang Mengambil Keputusan
Diposting oleh All4JC community di 13.42 0 komentar
Label: renungan
Jumat, 14 Mei 2010
Ada Langit Biru (free download album)
Ada Langit Biru
Artist: Sidney Mohede
Language : Indonesia
Total Tracks : 10 Tracks
Editorial Review
Album ‘Ada Langit Biru: Songs Of Sidney Mohede` merupakan kumpulan karya-karya terbaik dari Sidney Mohede.Sidney telah menelurkan berbagai karya yang telah menginspirasikan serta mempengaruhi generasi muda dan juga gereja di Indonesia.
Album ini memuat beberapa lagu yang ia ciptakan saat masih tergabung dalam GMB, seperti: Mengenal-Mu, Mengejar Hadir-Mu, Kuterpaku.
Dengarkan juga lagu-lagu lainnya seperti Captivated dan Kau Dambaanku yang pernah dipopulerkan oleh True Worshippers. Selain itu, pecinta musik rohani juga akan dikejutkan dengan sebuah lagu yang bertajuk Ada Langit Biru yang jarang diperdengarkan kepada publik.
Album Ada Langit Biru ini terdiri dari 10 lagu yang diaransemen kembali oleh Pongky Prasetyo, Ucok Radjagukguk, Adi Wibowo, dan Adriyanto serta dinyanyikan kembali oleh para penyanyi rohani kondang tanah air.
track list:
1. Mengejar Hadir-Mu (Gianni Messah)
2. Kubersujud (Micheal Idol)
3. Captivated (Kenny Goh)
4. Ada Langit Biru (Sidney Mohede)
5. My Simple Song (Alvi Radjagukguk)
6. Kau Dambaanku (Regina Pangkerego)
7. Tiada Seperti-Mu (Treasure Voices)
8. Mengenal-Mu (Gail Satiawaki)
9. Kuterpaku (Billy Simpson)
10. Where would I be (Sidney Mohede)
Diposting oleh All4JC community di 14.20 0 komentar
Label: download
Rabu, 05 Mei 2010
Everyday is a New Beginning
Everyday is a New Beginning
Apakah ritual harian Anda saat memulai hari? Setiap hari merupakan suatu awal yang baru. Di luar rutinitas Anda, perlu Anda sadari: setiap hari sesungguhnya berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Setiap hari merupakan awal yang baru. Apakah Anda merasa sebagai orang yang kalah? Apakah Anda bangun dengan perasaan enggan, cemas, kuatir? Apakah Anda bangun dengan segala beban yang bertumpuk pada pikiran Anda? Apakah Anda bangun dengan perasaan bersalah dan benci pada diri sendiri?
Setiap hari adalah awal yang baru. Setiap hari adalah suatu pilihan bagi Anda. Pilihan untuk memutuskan mengenai hal yang akan Anda lakukan dalam hidup Anda. Satu hari merupakan momentum bagi hari lainnya. Satu hari merupakan titik balik bagi hidup Anda.
Berbicara tentang PILIHAN, mari kita MEMILIH memulai awal yang baru setiap hari dengan dua hal berikut:
1. Mencari wajah Tuhan sebelum memulai setiap hari.
Markus 1:35 "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."
Tuhan Yesus sendiri memberikan teladan ini. Berdoa, membaca, dan merenungkan firman Tuhan merupakan suatu hal yang harus menjadi ritual rutin dalam memulai hari kita. Ini merupakan harga mutlak yang wajib Anda lakukan.
Selain berdoa, membaca, dan merenungkan firman Tuhan, Anda dapat memuji dan menyembah Tuhan juga dalam bentuk nyanyian atau dengan mendengarkan lagu pujian dan penyembahan.
Bila ada dari antara Anda yang mengatakan terlalu sibuk untuk bersaat teduh, saya mau katakan, bagaimana bila Tuhan terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk Anda? Bila memang Anda menganggap suatu hal itu penting, tak peduli apapun, pasti akan Anda kerjakan. Pertanyaannya adalah: Apakah mencari Tuhan setiap hari itu penting bagi Anda?
2. Memupuk rasa takut akan Tuhan, sehingga memiliki hikmat untuk menjalani hari-hari.
Mazmur 111:10 "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya."
Takut di sini bukan berarti seram atau ngeri, tetapi hormat dan cinta akan Tuhan. Saat kita hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan diberikan hikmat untuk mengetahui yang terbaik yang perlu kita pilih dalam hidup kita.
Saat kita memiliki hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan melakukan segala perintah-Nya. Saat kita memiliki hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan berusaha menyenangkan hati-Nya.
Jadi siap menjalani awal yang baru setiap harinya? Everyday is a new beginning. Amin.
Diposting oleh All4JC community di 00.17 0 komentar
Label: renungan
Lima Menit Lagi, Ayah
Di taman bermain pada satu hari, duduk seorang wanita di samping pria di bangku taman di dekat tempat bermain anak-anak.
“Itu anak laki-laki saya di sebelah sana,” kata wanita tersebut sambil menunjuk seorang anak kecil dengan sweter merah yang sedang meluncur ke bawah seluncuran.
“Dia kelihatan anak yang baik” pria tersebut berkata. “Itu anak perempuan saya yang berpakaian putih dan sedang mengendarai sepeda.”
Lalu, setelah melihat jam tangannya, dia memanggil anak perempuannya itu. “Bagaimana kalau kita pergi sekarang, Mellisa?”
Mellisa memohon, “Lima menit lagi ya, Ayah. Ya? Cuma lima menit lagi kok.”
Pria tersebut mengangguk dan Mellisa melanjutkan mengendarai sepedanya dengan senang hati. Menit-menit berlalu dan sang ayah berdiri dan memanggil lagi putrinya tersebut. “Saatnya untuk pergi sekarang?”
Sekali lagi Mellisa memohon, “Lima menit lagi, Ayah. Cuma lima menit lagi…”
Pria itu tersenyum dan berkata, “OK”
“Wow, Anda tentunya seorang ayah yang sabar,” kata wanita yang di sampingnya.
Pria itu tersenyum menanggapi dan berkata, “Kakak laki-lakinya, Tommy terbunuh karena seorang pemabuk yang menyetir tahun lalu ketika dia sedang bersepeda di dekat sini. Aku tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengan Tommy dan sekarang aku bersedia memberikan apapun agar bisa menghabiskan waktu lima menit saja dengannya. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan Mellisa. Mellisa pikir dia punya lima menit lebih banyak untuk bersepeda. Kenyataannya, aku mendapatkan lima menit lebih banyak untuk menontonnya bermain.”
Hidup adalah tentang membuat prioritas, apa yang menjadi prioritas Anda? Sudahkah Anda menghabiskan lima menit lebih banyak dengan Tuhan? Sudahkah Anda memberikan waktu Anda lebih banyak kepada keluarga Anda? Beri waktu lima menit dan lima menit lagi kepada orang yang Anda kasihi, saat ini dan setiap waktu yang Anda punya.
Diposting oleh All4JC community di 00.03 0 komentar
Label: cerita motivasi
Selasa, 04 Mei 2010
Cermin Ajaib
Waktu kecil saya suka menonton film Putri Salju. Di sana si ibu tiri Putri Salju senang sekali bercermin. Biasanya ia bertanya, “Cermin ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di dunia?” Lalu karena cermin si ibu tiri adalah cermin ajaib, cermin tersebut kemudian dapat memperlihatkan gambaran dari Putri Salju.
Sayangnya cermin yang saya dan Anda miliki bukan cermin ajaib. Jadi setiap kali kita bercermin, pasti yang kita lihat adalah gambaran diri kita. Justru malah aneh kalau kita bercermin lalu yang terlihat adalah gambaran diri orang lain.
Kita semua adalah cermin Tuhan. Kalau kita cermin Tuhan, berarti seharusnya kita mencerminkan gambaran dan sifat-sifat dari Tuhan itu sendiri. Bahkan juga kita itu dijadikan menurut gambar dan rupa Allah.
Pertanyaannya adalah, “Cermin seperti apakah diri kita?” Bila kita merupakan cermin yang utuh dan mengilap tentu saja kita dapat mencerminkan kemuliaan Tuhan. Saat orang melihat diri kita, mereka melihat Tuhan yang berkarya dalam hidup kita. Ini yang perlu kita semua kejar.
Bila kita merupakan cermin yang utuh namun kusam, kita perlu memoles supaya cermin tersebut menjadi mengilap. Bila itu yang kita rasakan, mari kita berdoa dan minta Tuhan yang memoles diri kita untuk menjadi mengkilap kembali. Selain berdoa supaya Tuhan yang memoles diri kita, kita juga perlu memoles diri kita sendiri. Caranya adalah dengan mengubah pikiran kita untuk menjadi selaras dengan pikiran Tuhan. Saat pikiran kita diubahkan, saat itulah kita akan berusaha memoles diri kita menjadi sesuai yang Tuhan mau.
Bagaimana bila kita merupakan cermin yang retak? Bila kita merupakan cermin yang retak, walaupun cermin itu mengilap tidak akan banyak berguna. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya merupakan cermin yang retak.
Kilap dalam cermin tidak dapat menutupi kondisi keretakan cermin. Sekuat apapun Anda menutupi kondisi retak itu, Anda tidak bisa membohongi diri sendiri. Saya tidak bermaksud mengatakan kita harus memperlihatkan kerapuhan kita, menjadi cengeng, menjadi pahit, dan mempertontonkan itu pada semua orang. Tidak! Tetapi setidaknya jujurlah! Banyak orang hari-hari ini senang sekali memakai ‘topeng’.
‘Topeng’ yang digunakan adalah topeng yang tidak kasat mata, tidak kelihatan. Topeng yang digunakan adalah untuk menutupi kondisi diri yang retak. Mengapa banyak orang suka mengenakan topeng untuk menutupi cerminan diri yang retak?
Jawaban utama hanya satu: mereka tidak menyukai cermin retak itu. Mereka malu dengan cermin retak itu. Mereka benci dengan cermin retak itu. Karena itu, mereka berusaha supaya orang juga tidak melihat cermin retak itu.
Perasaan tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan ini berpengaruh sangat besar untuk menjadikan kita sebagai cermin yang retak. Efek dari tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan akan menyebabkan orang menjadi:
- Menarik diri dari orang lain.
- Cenderung mempertahankan diri secara berlebihan.
- Menolak orang lain.
- Menyakiti orang lain.
- Memberontak.
- Cenderung berusaha keras untuk membuat diri diterima orang lain.
- Sangat sensitif dan sulit disenangkan.
- Mudah sekali kecewa.
- Memiliki harapan-harapan yang tidak realistis akan orang lain.
Bila ini adalah kondisi Anda, jangan biarkan ini berlarut-larut. Segera datang pada Tuhan, bereskan kondisi ini. Kondisi cermin yang retak bila dibiarkan berlama-lama akan menjadi cermin yang hancur. Biasanya bila cermin hancur tempatnya di pembuangan sampah. Ya, tidak akan terpakai lagi. Jangan biarkan diri Anda menjadi cermin yang hancur!
Bagaimana bila sekarang kondisi Anda adalah cermin yang hancur? Apakah sudah tidak ada lagi harapan bagi Anda? Jangan kuatir, selalu ada pengharapan dalam Tuhan!
Mazmur 51:19: Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Betapa Tuhan itu baik. Cermin hancur pun Tuhan tidak pandang hina, bahkan Ia pandang sebagai korban sembelihan bagi-Nya. Bila kondisi Anda saat ini sebagai cermin yang hancur, datang pada-Nya. Minta Ia memulihkan kondisi Anda.
Ia begitu mengasihi Anda, si cermin hancur. Begitu besar kasih-Nya sehingga Ia rela mati bagi Anda. Darah-Nya tercurah untuk memperbaiki Anda kembali. Setiap tetesan darah-Nya mengelem dan menyatukan setiap kepingan dan serpihan diri Anda, hati Anda, jiwa Anda. Bukan sekedar mengelem dan menyatukan, bahkan Dia menjadikan Anda sebagai cermin baru yang utuh (2 Korintus 5:17).
Mari datang kepada-Nya. Apapun kondisi kita, cermin utuh yang mengilap, cermin utuh yang kusam, cermin yang retak, bahkan cermin yang hancur; semua itu Dia terima dengan tangan terbuka.
Biarlah darah-Nya membasuh kita, memulihkan kita, dan menjadikan kita cermin yang sempurna sehingga kita dapat memancarkan kemuliaan-Nya.
Amin.
Diposting oleh All4JC community di 23.59 0 komentar
Label: renungan
Senin, 03 Mei 2010
ARTI KEHIDUPAN
Ada seorang Ayah dalam sebuah keluarga. Ia adalah seorang pekerja keras yang mencukupi seluruh kebutuhan hidup bagi istri dan ketiga anaknya. Ia menghabiskan malam sesudah bekerja dengan menghadiri kursus-kursus, untuk mengembangkan dirinya dengan harapan suatu hari nanti dia bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.
Kecuali hari Minggu, sang Ayah sangat susah untuk bisa makan bersama-sama keluarganya. Dia bekerja dan belajar sangat keras karena dia ingin menyediakan keluarganya apa saja yang bisa dibeli dengan uang.
Setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak punya cukup waktu dengan mereka, dia selalu beralasan bahwa semuanya ini dilakukan untuk mereka. Tetapi seringkali juga, dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Suatu hari tibalah saatnya hasil ujian diumumkan. Dengan sangat gembira, sang Ayah ini lulus, dengan prestasi gemilang pula! Segera sesudah itu, dia ditawarkan posisi yang baik sebagai Senior Supervisor dengan gaji yang menarik.
Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, sekarang sang Ayah mampu memberikan keluarganya kehidupan yang lebih mewah, seperti pakaian yang indah-indah, makanan-makanan enak dan juga liburan ke luar negeri.
Namun, keluarganya masih saja tidak bisa bertemu dengan sang Ayah hampir dalam seluruh minggu. Dia terus berkerja sangat keras, dengan harapan bisa dipromosikan ke jabatan Manager. Nyatanya, untuk membuat dirinya calon yang cocok untuk jabatan itu, dia mendaftarkan diri pada kursus lain di Universitas Terbuka. Lagi, setiap saat keluarganya mengeluh kalau sang Ayah tidak menghabiskan cukup waktu untuk mereka, dia beralasan bahwa dia melakukan semua ini demi mereka.
Tetapi, seringkali lagi dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu lagi dengan keluarganya.
Kerja keras Sang Ayah berhasil dan dia dipromosikan. Dengan penuh sukacita, dia memutuskan untuk memperkerjakan seorang pembantu untuk membebaskan istrinya dari tugas-tugas rutinnya. Dia juga merasa kalau flat dengan tiga kamar sudah tidak cukup besar lagi, akan sangat baik untuk keluarganya bisa menikmati fasilitas dan kenyamanan sebuah kondominium.
Setelah merasakan jerih payah kerja kerasnya selama ini, sang Ayah memutuskan untuk lebih jauh lagi belajar dan bekerja supaya bisa dipromosikan lagi. Keluarganya masih tidak bisa sering bertemu dengan dia. Kenyataannya, kadang-kadang sang Ayah harus bekerja di hari Minggu untuk menemani tamu-tamunya.
Lagi, setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak menghabiskan cukup waktu dengan mereka, dia beralasan kalau semua ini dilakukan demi mereka. Tetapi, seringkali lagi dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
Seperti yang diharapkan, kerja keras sang Ayah berhasil lagi dan dia membeli sebuah kondominium yang indah yang menghadap ke pantai.
Pada malam pertama di rumah baru mereka, sang Ayah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia memutuskan untuk tidak mau mengambil kursus dan mengejar promosi-promosi lagi. Sejak saat itu dia ingin memberikan lebih banyak waktu lagi untuk keluarganya.
Namun, sang Ayah tidak bangun-bangun lagi keesokan harinya .....
Pertanyaan untuk Refleksi: Apakah anda bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja? (Anonim)
Diposting oleh All4JC community di 00.33 0 komentar
Label: renungan