BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 21 Mei 2010

Tentang Mengambil Keputusan

Bacaan: Yakobus 1:1-8

sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. - Yakobus 1:8

Aha, ini adalah sepenggal kisah hidup mantan Presiden Ronald Reagan yang menarik. Reagan pergi ke seorang tukang sepatu dan minta dibuatkan sepasang sepatu yang bagus. Lalu si pembuat sepatu bertanya, "Kamu ingin ujung sepatu yang persegi atau bulat?" Reagan muda berbicara tidak jelas dan ragu-ragu, jadi si pembuat sepatu berkata, "Kembalilah sehari atau dua hari lagi dan beritahu saya apa yang kamu inginkan." Beberapa hari kemudian si pembuat sepatu melihat Reagan di jalan dan bertanya apakah ia telah mengambil keputusan tentang sepatu itu. "Saya belum bisa mengambil keputusan," jawab Reagan."Bagus sekali," kata si pembuat sepatu, kemudian ia memberitahu pelanggannya itu, "Sepatumu akan selesai besok." Ketika Reagan menerima sepatunya, yang satu berujung bulat dan yang lain berujung persegi!

Reagan pun menyimpulkan, "Melihat kembali sepasang sepatu itu setiap hari memberi saya suatu pelajaran. Jika Anda tidak membuat keputusan sendiri, orang lain akan membuatkannya untuk Anda." Ingatlah selalu bahwa tidak membuat keputusan, adalah sebuah keputusan! *

Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk mengambil keputusan. Setiap hari kita dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita pilih. Mencari sekolah baru, mencari rumah baru, saat membeli barang, saat menerima tawaran pekerjaan, bahkan dalam dunia rohani pun kita akan selalu dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang harus kita ambil.

Masalahnya kita diam karena takut mengambil keputusan dan membiarkan semua pilihan-pilihan itu mengambang. Berpikir bahwa dengan kita diam, maka kita terhindar dari resiko yang mungkin saja terjadi. Yang terjadi tidak seperti itu. Dengan kita diam, itu adalah keputusan terburuk yang pernah kita ambil dan tetap saja kita harus menerima sejumlah resiko dari keputusan kita itu. Benar kata Reagan, jika kita tidak berani mengambil keputusan maka orang lain dan situasi serta keadaanlah yang akan membuatkannya untuk kita. Itu sebabnya sangat penting kita bersandar kepada Tuhan dan mencoba melangkah sesuai dengan pimpinanNya. Erat dengan Tuhan membuat kita mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan. Pembangkit Semangat untuk Pemimpin.

Beranikah Anda mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan?

Jumat, 14 Mei 2010

Ada Langit Biru (free download album)



Ada Langit Biru
Artist: Sidney Mohede
Language : Indonesia
Total Tracks : 10 Tracks


Editorial Review

Album ‘Ada Langit Biru: Songs Of Sidney Mohede` merupakan kumpulan karya-karya terbaik dari Sidney Mohede.
Sidney telah menelurkan berbagai karya yang telah menginspirasikan serta mempengaruhi generasi muda dan juga gereja di Indonesia.

Album ini memuat beberapa lagu yang ia ciptakan saat masih tergabung dalam GMB, seperti: Mengenal-Mu, Mengejar Hadir-Mu, Kuterpaku.

Dengarkan juga lagu-lagu lainnya seperti Captivated dan Kau Dambaanku yang pernah dipopulerkan oleh True Worshippers. Selain itu, pecinta musik rohani juga akan dikejutkan dengan sebuah lagu yang bertajuk Ada Langit Biru yang jarang diperdengarkan kepada publik.

Album Ada Langit Biru ini terdiri dari 10 lagu yang diaransemen kembali oleh Pongky Prasetyo, Ucok Radjagukguk, Adi Wibowo, dan Adriyanto serta dinyanyikan kembali oleh para penyanyi rohani kondang tanah air.

track list:
1. Mengejar Hadir-Mu (Gianni Messah)
2. Kubersujud (Micheal Idol)
3. Captivated (Kenny Goh)
4. Ada Langit Biru (Sidney Mohede)
5. My Simple Song (Alvi Radjagukguk)
6. Kau Dambaanku (Regina Pangkerego)
7. Tiada Seperti-Mu (Treasure Voices)
8. Mengenal-Mu (Gail Satiawaki)
9. Kuterpaku (Billy Simpson)
10. Where would I be (Sidney Mohede)

Rabu, 05 Mei 2010

Everyday is a New Beginning

Everyday is a New Beginning

Apakah ritual harian Anda saat memulai hari? Setiap hari merupakan suatu awal yang baru. Di luar rutinitas Anda, perlu Anda sadari: setiap hari sesungguhnya berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Setiap hari merupakan awal yang baru. Apakah Anda merasa sebagai orang yang kalah? Apakah Anda bangun dengan perasaan enggan, cemas, kuatir? Apakah Anda bangun dengan segala beban yang bertumpuk pada pikiran Anda? Apakah Anda bangun dengan perasaan bersalah dan benci pada diri sendiri?

Setiap hari adalah awal yang baru. Setiap hari adalah suatu pilihan bagi Anda. Pilihan untuk memutuskan mengenai hal yang akan Anda lakukan dalam hidup Anda. Satu hari merupakan momentum bagi hari lainnya. Satu hari merupakan titik balik bagi hidup Anda.

Berbicara tentang PILIHAN, mari kita MEMILIH memulai awal yang baru setiap hari dengan dua hal berikut:

1. Mencari wajah Tuhan sebelum memulai setiap hari.

Markus 1:35 "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."

Tuhan Yesus sendiri memberikan teladan ini. Berdoa, membaca, dan merenungkan firman Tuhan merupakan suatu hal yang harus menjadi ritual rutin dalam memulai hari kita. Ini merupakan harga mutlak yang wajib Anda lakukan.

Selain berdoa, membaca, dan merenungkan firman Tuhan, Anda dapat memuji dan menyembah Tuhan juga dalam bentuk nyanyian atau dengan mendengarkan lagu pujian dan penyembahan.

Bila ada dari antara Anda yang mengatakan terlalu sibuk untuk bersaat teduh, saya mau katakan, bagaimana bila Tuhan terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk Anda? Bila memang Anda menganggap suatu hal itu penting, tak peduli apapun, pasti akan Anda kerjakan. Pertanyaannya adalah: Apakah mencari Tuhan setiap hari itu penting bagi Anda?

2. Memupuk rasa takut akan Tuhan, sehingga memiliki hikmat untuk menjalani hari-hari.

Mazmur 111:10 "Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya."

Takut di sini bukan berarti seram atau ngeri, tetapi hormat dan cinta akan Tuhan. Saat kita hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan diberikan hikmat untuk mengetahui yang terbaik yang perlu kita pilih dalam hidup kita.

Saat kita memiliki hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan melakukan segala perintah-Nya. Saat kita memiliki hormat dan cinta akan Tuhan, kita akan berusaha menyenangkan hati-Nya.

Jadi siap menjalani awal yang baru setiap harinya? Everyday is a new beginning. Amin.



Lima Menit Lagi, Ayah

Di taman bermain pada satu hari, duduk seorang wanita di samping pria di bangku taman di dekat tempat bermain anak-anak.

“Itu anak laki-laki saya di sebelah sana,” kata wanita tersebut sambil menunjuk seorang anak kecil dengan sweter merah yang sedang meluncur ke bawah seluncuran.

“Dia kelihatan anak yang baik” pria tersebut berkata. “Itu anak perempuan saya yang berpakaian putih dan sedang mengendarai sepeda.”

Lalu, setelah melihat jam tangannya, dia memanggil anak perempuannya itu. “Bagaimana kalau kita pergi sekarang, Mellisa?”

Mellisa memohon, “Lima menit lagi ya, Ayah. Ya? Cuma lima menit lagi kok.”

Pria tersebut mengangguk dan Mellisa melanjutkan mengendarai sepedanya dengan senang hati. Menit-menit berlalu dan sang ayah berdiri dan memanggil lagi putrinya tersebut. “Saatnya untuk pergi sekarang?”

Sekali lagi Mellisa memohon, “Lima menit lagi, Ayah. Cuma lima menit lagi…”

Pria itu tersenyum dan berkata, “OK”

“Wow, Anda tentunya seorang ayah yang sabar,” kata wanita yang di sampingnya.

Pria itu tersenyum menanggapi dan berkata, “Kakak laki-lakinya, Tommy terbunuh karena seorang pemabuk yang menyetir tahun lalu ketika dia sedang bersepeda di dekat sini. Aku tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengan Tommy dan sekarang aku bersedia memberikan apapun agar bisa menghabiskan waktu lima menit saja dengannya. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan Mellisa. Mellisa pikir dia punya lima menit lebih banyak untuk bersepeda. Kenyataannya, aku mendapatkan lima menit lebih banyak untuk menontonnya bermain.”

Hidup adalah tentang membuat prioritas, apa yang menjadi prioritas Anda? Sudahkah Anda menghabiskan lima menit lebih banyak dengan Tuhan? Sudahkah Anda memberikan waktu Anda lebih banyak kepada keluarga Anda? Beri waktu lima menit dan lima menit lagi kepada orang yang Anda kasihi, saat ini dan setiap waktu yang Anda punya.




Selasa, 04 Mei 2010

Cermin Ajaib

Waktu kecil saya suka menonton film Putri Salju. Di sana si ibu tiri Putri Salju senang sekali bercermin. Biasanya ia bertanya, “Cermin ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di dunia?” Lalu karena cermin si ibu tiri adalah cermin ajaib, cermin tersebut kemudian dapat memperlihatkan gambaran dari Putri Salju.

Sayangnya cermin yang saya dan Anda miliki bukan cermin ajaib. Jadi setiap kali kita bercermin, pasti yang kita lihat adalah gambaran diri kita. Justru malah aneh kalau kita bercermin lalu yang terlihat adalah gambaran diri orang lain.

Kita semua adalah cermin Tuhan. Kalau kita cermin Tuhan, berarti seharusnya kita mencerminkan gambaran dan sifat-sifat dari Tuhan itu sendiri. Bahkan juga kita itu dijadikan menurut gambar dan rupa Allah.

Pertanyaannya adalah, “Cermin seperti apakah diri kita?” Bila kita merupakan cermin yang utuh dan mengilap tentu saja kita dapat mencerminkan kemuliaan Tuhan. Saat orang melihat diri kita, mereka melihat Tuhan yang berkarya dalam hidup kita. Ini yang perlu kita semua kejar.

Bila kita merupakan cermin yang utuh namun kusam, kita perlu memoles supaya cermin tersebut menjadi mengilap. Bila itu yang kita rasakan, mari kita berdoa dan minta Tuhan yang memoles diri kita untuk menjadi mengkilap kembali. Selain berdoa supaya Tuhan yang memoles diri kita, kita juga perlu memoles diri kita sendiri. Caranya adalah dengan mengubah pikiran kita untuk menjadi selaras dengan pikiran Tuhan. Saat pikiran kita diubahkan, saat itulah kita akan berusaha memoles diri kita menjadi sesuai yang Tuhan mau.

Bagaimana bila kita merupakan cermin yang retak? Bila kita merupakan cermin yang retak, walaupun cermin itu mengilap tidak akan banyak berguna. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya merupakan cermin yang retak.

Kilap dalam cermin tidak dapat menutupi kondisi keretakan cermin. Sekuat apapun Anda menutupi kondisi retak itu, Anda tidak bisa membohongi diri sendiri. Saya tidak bermaksud mengatakan kita harus memperlihatkan kerapuhan kita, menjadi cengeng, menjadi pahit, dan mempertontonkan itu pada semua orang. Tidak! Tetapi setidaknya jujurlah! Banyak orang hari-hari ini senang sekali memakai ‘topeng’.

‘Topeng’ yang digunakan adalah topeng yang tidak kasat mata, tidak kelihatan. Topeng yang digunakan adalah untuk menutupi kondisi diri yang retak. Mengapa banyak orang suka mengenakan topeng untuk menutupi cerminan diri yang retak?

Jawaban utama hanya satu: mereka tidak menyukai cermin retak itu. Mereka malu dengan cermin retak itu. Mereka benci dengan cermin retak itu. Karena itu, mereka berusaha supaya orang juga tidak melihat cermin retak itu.

Perasaan tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan ini berpengaruh sangat besar untuk menjadikan kita sebagai cermin yang retak. Efek dari tertolak, disakiti, trauma, dan kepahitan akan menyebabkan orang menjadi:

- Menarik diri dari orang lain.

- Cenderung mempertahankan diri secara berlebihan.

- Menolak orang lain.

- Menyakiti orang lain.

- Memberontak.

- Cenderung berusaha keras untuk membuat diri diterima orang lain.

- Sangat sensitif dan sulit disenangkan.

- Mudah sekali kecewa.

- Memiliki harapan-harapan yang tidak realistis akan orang lain.

Bila ini adalah kondisi Anda, jangan biarkan ini berlarut-larut. Segera datang pada Tuhan, bereskan kondisi ini. Kondisi cermin yang retak bila dibiarkan berlama-lama akan menjadi cermin yang hancur. Biasanya bila cermin hancur tempatnya di pembuangan sampah. Ya, tidak akan terpakai lagi. Jangan biarkan diri Anda menjadi cermin yang hancur!

Bagaimana bila sekarang kondisi Anda adalah cermin yang hancur? Apakah sudah tidak ada lagi harapan bagi Anda? Jangan kuatir, selalu ada pengharapan dalam Tuhan!

Mazmur 51:19: Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Betapa Tuhan itu baik. Cermin hancur pun Tuhan tidak pandang hina, bahkan Ia pandang sebagai korban sembelihan bagi-Nya. Bila kondisi Anda saat ini sebagai cermin yang hancur, datang pada-Nya. Minta Ia memulihkan kondisi Anda.

Ia begitu mengasihi Anda, si cermin hancur. Begitu besar kasih-Nya sehingga Ia rela mati bagi Anda. Darah-Nya tercurah untuk memperbaiki Anda kembali. Setiap tetesan darah-Nya mengelem dan menyatukan setiap kepingan dan serpihan diri Anda, hati Anda, jiwa Anda. Bukan sekedar mengelem dan menyatukan, bahkan Dia menjadikan Anda sebagai cermin baru yang utuh (2 Korintus 5:17).

Mari datang kepada-Nya. Apapun kondisi kita, cermin utuh yang mengilap, cermin utuh yang kusam, cermin yang retak, bahkan cermin yang hancur; semua itu Dia terima dengan tangan terbuka.

Biarlah darah-Nya membasuh kita, memulihkan kita, dan menjadikan kita cermin yang sempurna sehingga kita dapat memancarkan kemuliaan-Nya.

Amin.



click here to leave your comment

Senin, 03 Mei 2010

ARTI KEHIDUPAN

Ada seorang Ayah dalam sebuah keluarga. Ia adalah seorang pekerja keras yang mencukupi seluruh kebutuhan hidup bagi istri dan ketiga anaknya. Ia menghabiskan malam sesudah bekerja dengan menghadiri kursus-kursus, untuk mengembangkan dirinya dengan harapan suatu hari nanti dia bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.

Kecuali hari Minggu, sang Ayah sangat susah untuk bisa makan bersama-sama keluarganya. Dia bekerja dan belajar sangat keras karena dia ingin menyediakan keluarganya apa saja yang bisa dibeli dengan uang.

Setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak punya cukup waktu dengan mereka, dia selalu beralasan bahwa semuanya ini dilakukan untuk mereka. Tetapi seringkali juga, dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Suatu hari tibalah saatnya hasil ujian diumumkan. Dengan sangat gembira, sang Ayah ini lulus, dengan prestasi gemilang pula! Segera sesudah itu, dia ditawarkan posisi yang baik sebagai Senior Supervisor dengan gaji yang menarik.

Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, sekarang sang Ayah mampu memberikan keluarganya kehidupan yang lebih mewah, seperti pakaian yang indah-indah, makanan-makanan enak dan juga liburan ke luar negeri.

Namun, keluarganya masih saja tidak bisa bertemu dengan sang Ayah hampir dalam seluruh minggu. Dia terus berkerja sangat keras, dengan harapan bisa dipromosikan ke jabatan Manager. Nyatanya, untuk membuat dirinya calon yang cocok untuk jabatan itu, dia mendaftarkan diri pada kursus lain di Universitas Terbuka. Lagi, setiap saat keluarganya mengeluh kalau sang Ayah tidak menghabiskan cukup waktu untuk mereka, dia beralasan bahwa dia melakukan semua ini demi mereka.

Tetapi, seringkali lagi dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu lagi dengan keluarganya.

Kerja keras Sang Ayah berhasil dan dia dipromosikan. Dengan penuh sukacita, dia memutuskan untuk memperkerjakan seorang pembantu untuk membebaskan istrinya dari tugas-tugas rutinnya. Dia juga merasa kalau flat dengan tiga kamar sudah tidak cukup besar lagi, akan sangat baik untuk keluarganya bisa menikmati fasilitas dan kenyamanan sebuah kondominium.

Setelah merasakan jerih payah kerja kerasnya selama ini, sang Ayah memutuskan untuk lebih jauh lagi belajar dan bekerja supaya bisa dipromosikan lagi. Keluarganya masih tidak bisa sering bertemu dengan dia. Kenyataannya, kadang-kadang sang Ayah harus bekerja di hari Minggu untuk menemani tamu-tamunya.

Lagi, setiap kali keluarganya mengeluh kalau dia tidak menghabiskan cukup waktu dengan mereka, dia beralasan kalau semua ini dilakukan demi mereka. Tetapi, seringkali lagi dia sangat berkeinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.

Seperti yang diharapkan, kerja keras sang Ayah berhasil lagi dan dia membeli sebuah kondominium yang indah yang menghadap ke pantai.

Pada malam pertama di rumah baru mereka, sang Ayah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia memutuskan untuk tidak mau mengambil kursus dan mengejar promosi-promosi lagi. Sejak saat itu dia ingin memberikan lebih banyak waktu lagi untuk keluarganya.

Namun, sang Ayah tidak bangun-bangun lagi keesokan harinya .....

Pertanyaan untuk Refleksi: Apakah anda bekerja untuk hidup atau hidup untuk bekerja? (Anonim)



Love is a Blessing

Sabtu, 24 April 2010

Karpet di Rumah

Sebuah kisah nyata...

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki.
Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik.

Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu:

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka.

Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak.

Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya
"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Terlampir beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;

1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain

2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.

3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk dst...

Pelukan yang Menyelamatkan

Ada sebuah kisah mengenai sepasang anak kembar yang baru dilahirkan. Salah satu dari bayi tersebut dilahirkan dengan satu kondisi jantung yang serius dan tidak memungkinkan untuk hidup. Hari-hari berlalu dan kondisi bayi tersebut semakin kritis, bahkan para Dokter sudah tidak dapat bertindak apa-apa lagi, bayi itu hampir mati.

Suatu saat seorang perawat yang bekerja di rumah sakit itu melihat si bayi sedang kritis tersebut dalam sebuah inkubator, tiba-tiba muncul ide dibenaknya untuk memasukan saudara kembar bayi tersebut kedalam inkubator itu untuk menemani bayi yang kritis tersebut. Walaupun sempat dilarang Dokter karena melanggar aturan rumah sakit, akhirnya ide perawat tersebut dilaksanakan. Saudara bayi kembar tersebut ditaruh berdampingan dalam inkubator yang sama, dengan posisi sama seperti saat meeka masih dalam kandungan.

Dan entah bagaimana, bayi yang sehat itu dapat menjangkau dan menaruh lengannya disekeliling saudaranya yang sakit itu. Dan tak lama kemudian, bayi yang sakit tersebut pelan-pelan jantungnya mulai stabil dan sembuh, tekanan darahnya menjadi normal, suhu badannya pelan-pelan normal. Sedikit demi sedikit bayi tersebut membaik. Hingga kini mereka berdua telah menjadi anak-anak yang sehat sempurna.

Saat ini seseorang entah dimana mungkin membutuhkan pelukan dan kasih dari Anda, mereka membutuhkan jamahan dari Anda. Anda mungkin tidak menyadarinya, tapi ada kesembuhan dalam tangan-tangan dan suara Anda. Tuhan ingin memakai Anda untuk mendatangkan harapan, kesembuhan, kasih, dan kemenangan kepada orang-orang kemanapun Anda pergi. Jika Anda mau berani mengalihkan pikiran Anda dari masalah-masalah Anda. Mengalihkan pikiran dari kebutuhan-kebutuhan Anda, dan berusaha menjadi berkat bagi orang lain, Tuhan akan melakukan lebih banyak lagi bagi Anda dibanding yang Anda bahkan dapat minta atau pikirkan.

Diambil dari Buku “Your best life Now” by Joel Osteen

Watch What Jesus Does

Luke 1:37
“For with God nothing will be impossible.”

You may have heard from friends or seen in Christian books the popular question, “What would Jesus do?” It is a question Christians are taught to ask themselves when faced with a problem.

But when you ask yourself, “What would Jesus do?” in any situation, it is subject to your own interpretation and theology. For example, if you are from a church that doesn’t believe that Jesus heals today, you may think that this is how Jesus would pray for the sick, “O Father, give him patience to endure his sufferings,” and proceed to pray that way for a sick person. So when you try to think of what Jesus would do, you are going back to your flesh!


Maybe the reminder should be, “Watch what Jesus does”. When I preach, I watch what Jesus is doing or leading me to do. If He prompts me to say or do something, I say or do it. I know that I am not in the pulpit to manifest Pastor Prince or his flesh, but to manifest Jesus Christ, with whom nothing is impossible!

One Sunday service, prompted by God, I shared with the congregation that He wanted to restore lost items. The following week, a church member wrote, “Last Sunday, Pastor Prince, you mentioned that the Lord would help us recover lost items. I knew that the word was for me. My diamond bracelet and ring had been missing for weeks… Praise God, when I returned home that day, my maid placed the lost items in my hands. She found them at 10.30 that morning while I was still worshiping in church.”

On another occasion, I was praying for a wheelchair-bound lady when I felt God telling me to pull her up from her wheelchair. Boy, was I glad that before I realized what I was doing, she was standing up on her feet unaided! Now, if I had taken some time to think — “My goodness, what am I doing?” — my thinking could have obstructed my obedience to God’s prompting.

So when you are led to talk to someone, watch what Jesus does. When you pray for your child, watch what Jesus does. When you confess God’s Word into your situation, watch what Jesus does! Keep your eyes on Jesus, with whom nothing is impossible!

LEAVE YOUR COMMENT

Sabtu, 03 April 2010

Salt

Garam. Siapa sih yang tidak tahu dengan namanya garam? Garam adalah sesuatu pencipta rasa asin. Hm, masakan jika diberi garam secukupnya tentunya akan nikmat sekali. Tetapi bila berlebihan juga akibatnya bisa merusak kesehatan (bisa darah tinggi). Hei, selain penyedap rasa
terhadap makanan, ternyata ada fungsi lain dari garam ini. Yaitu mengawetkan makanan. Oh ya, ada satu lagi, fungsi garam yaitu membunuh. Ya,itulah fungsi dari garam.

Ternyata kita diberi tahu oleh Tuhan, bahwa kita adalah garam dunia. Maksudnya adalah kita memiliki fungsi yang mirip dengan garam, cuma bukan seperti yang disebutkan di atas.Tuhan Yesus berkata :

"Kamu adalah garam dunia." -Mat 5:13a-

Disitu,jelas dikatakan kamu ADALAH, bukan kamu SEPERTI atau MIRIP. Tetapi kamu = garam dunia. Ini menandakan jati diri kita, anak-anak Tuhan yang telah diberikan Anugerah untuk mengenal Yesus merupakan garam dunia. Tabiat kita pasti akan seperti fungsi garam itu.
Baiklah, langsung kita analogikan saja seperti apa sih diri kita yang adalah garam dunia itu sendiri.

Pencipta rasa yang secukupnya->

Ya, sebagai Kristen / pengikut Yesus, sebenarnya kita mampu untuk menciptakan suatu rasa yang baik di sekitar kita. Suasana hangat, nyaman, bahkan orang merasa tidak sungkan terhadap kita untuk menceritakan isi hatinya. Menciptakan suasana yang riang tidak hanya dapat dilakukan oleh orang yang periang saja, meskipun hanya dengan sebuah senyuman, itu pun menciptakan suasana bersahabat, daripada cemberut. Itulah tabiat kita yang pertama.

Pengawet ->

Hm, sebagai pengawet tentunya kita mampu membuat sesuatu menjadi tahan lama. Mengapa bisa tahan lama? Karena pengawet merupakan penghambat pertumbuhan kuman atau virus yang memiliki dampak yang jelek / merusak. Apa yang kita hambat? Tentunya virus dosa yang senantiasa menyerang dan menggerogoti hidup kita. Kita mampu untuk menghambat dosa-dosa kita, dan dosa-dosa orang di sekitar kita. Selain itu, seharusnya kita mampu mempertahankan hubungan dengan siapapun menjadi hubungan yang awet tidak lekang oleh waktu. Itulah
tabiat yang kedua.

Membunuh ->

Selain berfungsi sebagaipengawet, sebagai garam kita mampu menumpas dosa-dosa yang berakar dalam hidup kita. Kenapa? karena kita memiliki kuasa yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Dosa apapun yang merintangi kita bisa kita tanggalkan bersama Tuhan. Coba kita pikirkan apa sih dosa yang sulit kita lepaskan? Kita harus yakin bahwa kita mampu untuk menghilangkan itu. Itulah tabiat yang ketiga.

Alangkah baiknya bila kita memancarkan fungsi garam ini di setiap kehidupan kita, atau paling tidak, setidaknya, teman-teman di sekitar kita, orang-orang di sekitar kita; Pernah merasakan dan mengecap "rasa" orang Kristen itu seperti apa. Tentunya jangan sampai mengecap rasa pahit. Karena nama Tuhan-lah yang kita bawa kemana-mana, nama Yesus Kristus.^^

Itulah fungsi baik dari garam.

"Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."-Markus 9:50-

Ya,
hati-hati jangan sampai kita menjadi garam yang hambar atau basi,
karena "Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang."-Mat 5:13b-

Tetap
berusaha, tetap bersyukur, untuk selalu menjadi garam yang berfungsi~
~God Bless All~

LEAVE YOUR COMMENT,HERE....!!

Harga yang Harus Dibayar

Seorang misionaris mahsyur, Hudson Taylor, menulis "Di jaman Kekristenan yang serba santai ini, bukankah perlu kita mengingatkan diri kita bahwa sesungguhnya ada harga yang harus dibayar untuk menjadi manusia yang dapat dipakai oleh Allah? (Hudson Taylor's Spiritual Secret)

Mengapa orang beribadah? Ada bermacam-macam motivasi. Ada orang yang mendekatkan diri pada Tuhan supaya mendapatkan keuntungan:bebas dari penyakit, bisnisnya lancar, kariernya menanjak, omsetnya meningkat. Ada juga orang yang beribadah karena ketakutan: takut neraka, takut azab, takut dikutuk, takut kena celaka, takut bangkrut dll.

Sesungguhnya Yesus sudah mewanti-wanti bahwa ada harga yang harus dibayar untuk menjadi murid-Nya. Kita harus melakukan 3 hal, yaitu: menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Dalam bahasa asli: menyangkal adalah aparneoma, yang artinya, melupakan diri sendiri, menghilangkan pandangan dan kepentingan dirinya.

Hal ini tidak mudah. Bayangkan saja, untuk menyangkali diri saja kita sudah sangat kesulitan, lalu kita masih harus memikul salib dan mengikut Yesus. Mungkinkah itu dilakukan? Sangat mungkin! Rahasianya adalah dengan mau belajar pada Yesus. Dia berjanji: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku (Mat.11:29).

Yesus sudah membuktikan bahwa Dia berhasil melakukan hal itu. Itu sebabnya Allah Bapa memberikan kemuliaan kepada-Nya. Hal yang sama dijanjikan pada orang-orang yang telah melakukan perintah ini.

Setiap pengikut Kristus harus membayar harga, yaitu: penyangkalan diri, pikul salib dan ikut Kristus.

Bacaan: Matius 16:21-28

Nas: Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24)


LEAVE YOUR COMMENT HERE.....^_^ GBU..

Asal Kata "Easter"

"Easter"


Apakah Anda tahu tentang sejarah kata "Easter" (PASKAH)?

Easter merupakan kata bahasa Inggris yg berasal dari akar kata bahasa proto-Germanic yang memiliki arti "to rise" (atau bangkit). Dalam bahasa Jerman kontemporer kata "oest" dan dalam bahasa Inggris kata "east" -- keduanya memiliki arti Timur -- petunjuk arah saat matahari terbit (to rise -- bangkit dari kegelapan malam) di pagi hari; ini menjadi akar kata untuk "Easter". Fakta ini tidak hanya menunjuk pada kebangkitan Yesus dari kematian, namun juga kenaikan-Nya (to rise) ke Surga dan nanti saat kita terangkat (to rise) ke surga bersama-sama dengan Yesus Kristus saat Dia datang kembali untuk menghakimi dunia.

Ada sebagian orang yang tidak percaya dan menganggap tidak benar bahwa kata "Easter" berasal dari "dewi Oestar" (Germanic) ataupun "dewi Ishtar"(Babilon). Kedua dewi ini merupakan simbol kesuburan yang menunjukkan datangnya musim semi, kehidupan baru, dan pembaharuan. Penyimpangan kata "Ishtar" dapat dijumpai dalam Alkitab sebagai pahlawan wanita Yahudi yang bernama "Esther", yang mengabaikan keselamatan nyawanya sendiri demi kepentingan bangsanya.

Menurut sejarah, kebangkitan Yesus merupakan saatnya bersukacita, bergembira dan penuh perayaan. Banyak gereja menggunakan warna-warna cerah untuk menghias mimbar dan altar dan biasanya warna putih dan emas. Putih melambangkan kesucian dan kebangkitan, emas melambangkan kemenangan. Beberapa gereja juga mengadakan jamuan pesta jemaat, yang mengingatkan bahwa jamuan pernikahan Anak Domba hanya dapat terjadi karena kematian Tuhan Yesus dan kebangkitan-Nya. Kebanyakan gereja mengulangi pernyataan yang diambil dari Injil dan telah dibakukan oleh gereja di awal abad kedua:


"Dia telah bangkit! Sesungguhnya Dia telah bangkit! (He is Risen! He is Risen indeed!)"

Diambil dari: http://sabda.org/publikasi/misi/2000/13/




Jumat, 02 April 2010

Amazing Grace Tetap Berlaku Bagi Hidupmu!

Semua kita mungkin pernah mendengar namanya mungkin juga tidak, tapi yang pasti kita pernah menyanyikan hymn dari John Newton. Salah satu hymn favorit yang sering kita nyanyikan adalah, "Amazing Grace How Sweet The Sound - That Saved A Wretch Like Me!"

Mungkin jarang yang tahu kalau lagu tersebut merupakan cerita tentang John Newton sendiri. Dia dibesarkan oleh ibu yang takut akan TUHAN, yang berdoa untuk dia sepanjang hidupnya.

Setelah dewasa John bergabung dengan perdagangan budak, menjual budak dari Africa ke Inggris. Dia jatuh ke dalam kehidupan yang liar, sering berkelahi dan mabuk-mabukan. Kehidupannya pada saat itu diakuinya sendiri kalau ia adalah ‘budaknya budak'. Tugas terakhir yang diembannya sebagai penjual budak adalah mencari beberapa budak yang melarikan diri dari pantai Afrika. Akibatnya ia harus mengalami sengsara dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.

Satu kali dalam perjalanan kapal kembali ke Inggris, di tengah badai Atlantik ia mengalami ketakutan. John Newton saat itu takut mati! Yang dia ingat saat itu adalah doa ibunya. Karena itulah John Newton mengakui dosa-dosanya dan datang pada Kristus.

Salah satu hymn-nya yang terkenal dan merupakan kesaksian dirinya ia ciptakan pada saat itu:

In evil long I took delight, unawed by shame or fear,
Aku hidup dalam kenikmatan duniawi cukup lama, tanpa rasa malu ataupun takut

Until a new object met my sight, and stopped my wild career.
Sampai suatu penglihatan datang padaku, dan aku menghentikan keliaranku.

I saw One hanging on a tree in agony and blood,
Aku melihat DIA terpaku di salib penuh sengsara dan berdarah,

Who fixed his languid eyes on me as near his cross
Dia menatapku dengan pandangan yang dalam saat aku berada di dekat salibNya

I stood Sure, never till my latest breath shall I forget that look.
Dengan yakin kuberdiri, sampai nafas terakhirku tidak akan kulupakan penglihatan itu.

It seemed to charge me with his death, though not a word he spoke.
Aku seperti terbebani dengan kematianNya, meskipun tidak sepatah katapun IA ucapkan.

A second look he gave, which said, "I freely all forgive;
Kedua kalinya IA memandang, sambil berkata, "AKU telah memaafkan semuanya;

My blood was for thy ransom paid, I died that thou mayest live."
Darahku telah lunas menebusnya, AKU mati supaya kamu hidup."

Dan dia hidup! Dia menjadi salah satu orang Kristen terbesar di Inggris, penulis dari banyak hymn yang bertujuan menunjukan sukacita, kebahagiaan hidupnya setelah menemukan Yesus Kristus.

Hal yang sama akan berlaku bagi kita jika kita mau memperoleh kebahagiaan sejati. Kasih Karunia atau Anugerah dari Tuhan Yesus tetap berlaku bagi hidupmu.

Hidup Adalah Sederhana

Ada seseorang yang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh sang pewawancara, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak yang menjadi pekerja di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda sampai bersih mengkilap. Anak-anak lain mentertawakan perbuatannya. Keesokan harinya saat pemilik sepeda mengambil sepedanya, anak ini diminta untuk bekerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya, "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab, "Mengapa?" Sang anak menjawab, "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata, "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab, "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya, "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab, "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab, "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab, "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat, "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan, "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab, "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak ‘sawah' menjenguk katak ‘pinggir jalan' dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari
kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir. Semua berjalan dengan langkah berat dan sangat menderita. Hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya, "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa, "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Dewa Waktu

Saya pernah mendengar satu cerita yang cukup menarik. Suatu ketika di jaman Yunani kuno, ada seorang anak bertanya pada ayahnya.

"Ayah, seperti apa dewa waktu itu?" tanya sang anak.

Ayahnya menjawab dengan sabar, "Dewa Waktu adalah dewa yang paling cepat. Ia tidak memakai baju dan sangat licin. Susah sekali menangkap dewa itu, bahkan kelihatannya mustahil. Dia selalu berlari dan sangat cepat, lincah. Pokoknya, susah banget deh mau ditangkap."

"Lalu bagaimana cara menangkap dewa itu, yah?"

"Gampang-gampang susah nak. Untungnya, dewa itu tidak pernah melihat ke belakang. Meskipun ia cepat, ia tak pernah menoleh. Dan ia juga punya kunciran rambut yang panjang. Jadi kalau pas ia lewat, tangkap saja rambutnya, maka ia bisa kaupegang. Tapi ia tidak bisa kau tangkap juga karena ia cepat dan lincah."

Apa yang saya pelajari dari cerita di atas?

Yap, waktu memang seperti deskripsi mitos dewa waktu itu. Waktu itu cepat, waktu tidak peduli masa lalumu, waktu tidak bisa diulang, dan waktu tak bisa dimiliki. Kita tidak bisa mengendalikan waktu, hanya bisa memanfaatkannya.

Lebih baik, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya mulai dari sekarang. Dewa waktu tidak bisa ditangkap. Tapi kita bisa mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dengan sebaik-baiknya sehingga tidak timbul penyesalan.

Forgiveness

true story

Berta, seorang gadis berusia empat belas tahun sedang menangis ketika mendatangi seorang sahabatnya. Ia menangis tersedu-sedu. Ditanyain apapun oleh sahabatnya, ia tetap tidak mau menjawab. Sudah dua hari Berta seperti itu dan sahabatnya dibuat kebingungan olehnya.

Akhirnya hari ketiga, Berta sudah tidak tahan lagi. Ia langsung menceritakan semuanya kepada sahabatnya. "Aku hamil."

Bagaikan tersambar geledek, sahabatnya langsung menanyakan siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Dan lagi-lagi Berta diam sambil menangis.

"Kamu harus memberitahu orang tuamu. Ayahmu atau ibumu. Mereka harus tau," ujar sahabatnya.

"Tidak. Aku tak bisa!!" Berta kemudian menangis lagi.

"Berta," ujar sahabatnya mulai tenang, "Kamu ini hamil. Dan tidak mungkin menyembunyikan kehamilanmu. Perutmu akan makin lama makin besar. Kamu harus memberitahu kedua orang tuamu."

"Tapi itu tidak mungkin!!" seru Berta, "Karena yang memperkosaku itu ayahku sendiri!!"

Tak lama kemudian, dengan bantuan sahabatnya, Berta akhirnya menceritakan kebenarannya pada ibunya. Bukannya menolong, ibu Berta malah marah dan menjadi setengah gila. Ia kemudian memaksa Berta menggugurkan kandungannya dan memasungnya dalam sebuah bekas kandang kuda. Di sana, ia hanya diberi makan dan minum secukupnya.

Selama empat belas tahun Berta menyimpan satu kepahitan dalam dirinya terhadap kedua orang tuanya. Ia terus berdoa, "Tuhan, kalau memang Engkau ada, tunjukkanlah diriMu padaku." Tak lama kemudian, ibunya meninggal dan ayahnya menderita stroke. Ia sendiri tidak gila tapi stress berat (sehingga mirip orang gila).

Tak lama kemudian, suatu malam, Yesus menampakkan diri kepada Berta. Berta menangis sejadi-jadinya dan hatinya menjadi sangat damai. Yesus tidak berkata apa-apa, hanya memeluknya.

Keesokan harinya, Berta berjalan ke rumah ayahnya. Ia kemudian menghampiri ayahnya yang sedang terbaring. Karena stroke, ayahnya tidak bisa berbicara, tetapi bisa mendengar. Dan Berta dengan lembut membisikkan di telinga ayahnya, "Selama empat belas tahun ini berlangsung dan Berta mengampuni papa. Semoga papa juga mengampuni Berta."

Ayahnya yang mendengar, tetapi tidak bisa berbicara menitikkan air mata. Dan keluarga itu dipulihkan dalam semalam. Seorang sahabat Berta yang mendengar kisah itu menuliskan sebuah lagu yang berjudul "Sentuh Hatiku".

Mendengar cerita ini, membuatku menangis. Seorang Berta yang dikhianati oleh ayahnya selama empat belas tahun saja bisa mengampuni. Masakan aku yang disakiti cuma sebentar langsung memendam dendam sebegitu lamanya? Mulailah dengan mencabut akar kepahitan dan mengampuni setiap orang yang sudah berbuat salah kepada kita. Bila tidak sanggup, minta kekuatan Tuhan untuk memampukan kita mengampuni.

Karena pengampunan itu adalah pelumas untuk mengurangi kerasnya gesekan-gesekan ketika kita hidup bersama dengan orang lain. Tuhan saja mengampuni kesalahan-kesalahan kita, masakan kita tidak mengampuni orang lain?

Foto Di Atas Meja

Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakan nya sehingga dia merasa sangat putus asa. "Aku berdosa', katanya. "Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."

Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini?"

Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."

"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.

"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"

"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."

Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.

Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya,-

Bapa telah terlebih dahulu mengetahui tahun2 hidupmu, mengamati setiap hal yang kau lakukan, Dia tahu bahwa ada saat2 kau mengambil keputusan yang keliru dan melukai hatiNya dengan pilihan yang kau buat, tapi itu sama sekali tidak menghentikan Dia untuk mengulurkan tanganNya dan menawarkan keselamatan padamu, kan?

Never give up under any circumstances!!

Kasih terbesar

kasih terbesar

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya… “

Pada suatu siang, sebuah peluru mortir mendarat di sebuah panti asuhan di sebuah perkampungan kecil Vietnam. Seorang petugas panti asuhan dan dua orang anak langsung tewas, beberapa anak lainnya terluka, termasuk seorang gadis kecil yang berusia sekitar 8 tahun.

Orang-orang dari kampung tersebut segera meminta pertolongan medis dari kota terdekat. Akhirnya, seorang dokter Angkatan Laut Amerika dan seorang perawat dari Perancis yang kebetulan berada di kota itu bersedia menolong. Dengan membawa Jeep yang berisi obat-obatan dan perlengkapan medis mereka berangkat menuju panti asuhan tersebut.

Setelah melihat keadaan gadis kecil itu, dokter menyimpulkan bahwa anak tersebut sudah dalam keadaan yang sangat kritis. Tanpa tindakan cepat, anak itu akan segera meninggal kehabisan darah. Transfusi darah adalah jalan terbaik untuk keluar dari masa kritis ini.

Dokter dan perawat tersebut segera mengadakan pengujian singkat kepada orang-orang di panti asuhan – termasuk anak-anak, untuk menemukan golongan darah yang cocok dengan gadis kecil itu. Dari pengujian tersebut ditemukan beberapa orang anak yang memiliki kecocokan darah dengan gadis kecil tersebut.

Sang dokter, yang tidak begitu lancar berberbahasa Vietnam – berusaha keras menerangkan kepada anak-anak tersebut – bahwa gadis kecil itu hanya bisa ditolong dengan menggunakan darah salah satu anak-anak itu. Kemudian, dengan berbagai bahasa isyarat, tim medis menanyakan apakah ada di antara anak-anak itu yang bersedia menyumbangkan darahnya bagi si gadis kecil yang terluka parah.

Permintaan itu ditanggapi dengan diam seribu bahasa. Setelah agak lama, seorang anak mengacungkan tangannya perlahan-lahan, tetapi dalam keraguan ia menurunkan tangannya lagi, walaupun sesaat kemudian ia mengacungkan tangannya lagi.

“Oh, terima kasih,” kata perawat itu terpatah-patah. “Siapa namamu ?”

“Heng,” jawab anak itu.

Heng kemudian dibaringkan ke tandu, lengannya diusap dengan alkohol, dan kemudian sebatang jarum dimasukkan ke dalam pembuluh darahnya. Selama proses ini, Heng terbaring kaku, tidak bergerak sama sekali.

Namun, beberapa saat kemudian ia menangis terisak-isak, dan dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya yang bebas.

“Apakah engkau kesakitan, Heng ?” tanya dokter itu. Heng menggelengkan kepalanya, tetapi tidak lama kemudian Heng menangis lagi, kali ini lebih keras. Sekali lagi dokter bertanya, apakah jarum yang menusuknya tersebut membuatnya sakit, dan Heng menggelengkan kepalanya lagi.

Tetapi tangisan itu tidak juga berhenti, malah makin memilukan. Mata Heng terpejam rapat, sedangkan tangannya berusaha menutup mulutnya untuk menahan isakan tangis.

Tim medis itu menjadi khawatir, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Untunglah seorang perawat Vietnam segera datang. Melihat anak kecil itu yang tampak tertekan – ia berbicara cepat dalam bahasa Vietnam. Perawat Vietnam itu mendengarkan jawaban anak itu dengan penuh perhatian, dan kemudian perawat itu menjelaskan sesuatu pada Heng dengan nada suara yang menghibur.

Anak itu mulai berhenti menangis – dan menatap lembut mata perawat Vietnam itu beberapa saat. Ketika perawat Vietnam itu mengangguk – tampak sinar kelegaan menyinari wajah Heng.

Sambil melihat ke atas, perawat itu berkata lirih kepada dokter Amerika tersebut, “Ia mengira bahwa ia akan mati. Ia salah paham. Ia mengira anda memintanya untuk memberikan seluruh darahnya agar gadis kecil itu tetap hidup.”

“Tetapi kenapa ia tetap mau melakukannya ?” tanya sang perawat Perancis dengan heran.

Perawat Vietnam itu kembali bertanya kepada Heng.. dan Heng pun menjawab dengan singkat :

“Ia sahabat saya..”

Apakah arti paskah bagimu??

Apalah arti paskah bagimu
Jika kau tak dapat memaafkan orang lain?
Jika kau menyimpan banyak dendam di hatimu
Dan mempunyai banyak musuh dalam hidupmu

Apakah arti paskah itu?
Dengan hiasan kelinci putih dan telur hiasan
Dengan permainan ketangkasan mencari
Berartikah itu jika hatimu iri karena kalah?

Apakah arti paskah?
Apakah artinya?
Rela berkorban menolong orang
Dengan harapan imbalan?
Apakah arti sebuah paskah?
Ketulusan?
Pengorbanan?
Hidup baru?
Apakah arti sebuah paskah?
Sebuah pengertian?
Sebuah pengorbanan?
Sebuah cinta kasih?

Paskah adalah telur
Telah dierami sekian lama
Akan menetas menjadi kehidupan
Kehidupan yang suci dan bersih

Apakah arti paskah bagimu?
Jika kau tertawa dengan hati mendendam
Jika kau memberi tetapi tak rela
Paras malaikat tetapi hati bagai iblis?

Apakah arti paskah bagi kita semua?
Apakah dengan memulai hidup baru
Tanpa mengingat suatu pengorbanan
Yang dilakukan-Nya di kayu salib?

Apakah arti paskah itu?
Dengan suatu kata manis
Tetapi nanti akan berubah
Menjadi lebih jahat dari sebelumnya?

Apakah arti paskah itu?

Hanya kita yang dapat memulainya
Memulai kehidupan yang penuh damai
Tanpa perlu menunggu paskah dimulai

Kamis, 18 Februari 2010

Ceritakan pada Dunia Untukku

Oleh: John Powell, S.J.

Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku
berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi
iman.

Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang
menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm dibawah bahunya.
Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh ? sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus
mengajukan keberatan.
Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa
pamrih.

Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya
dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan
Tuhan?"
Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Oh," sahutnya.

"Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan
Tuhan."
Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu
kupanggil.
"Saya rasa kamu tak akan pe rnah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah
yang akan menemukanmu."

Tommy mengangkat bahu, lalu pergi.

Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud
kata-kataku.
Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur.

Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang
sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu
menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah
menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan
dengan kemoterapi.

Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya,
terdengar tegas. "Tommy ! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit
keras?" tanyaku langsung. "Oh ya, saya memang sakit keras. Saya
menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?"

"Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?"

"Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah
menjelang?"
Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun
mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta
adalah hal-hal yang 'utama' dalam hidup ini."

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku.
"Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah
Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan,
dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya.
Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya
sering memikirkan kata-kata Bapak itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya
lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh.
"Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha
saya", Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya
pun mulai serius melacak Tuhan.
Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital,saya
benar-benar menggedor-gedor pintu surga.

Tapi tak terjadi apa pun.."

Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras
mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya
memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah
kematian, atau hal-hal sejenis itu."

"Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal
penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata
Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup
tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa
mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka.

Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit: ayah saya.
"Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya."
"Pa, aku ingin bicara." "Bicara saja." "Pa, ini penting sekali."
Korannya turun perlahan 8 cm. " Ada apa?" "Pa, aku cinta Papa. Aku hanya
ingin Papa tahu itu." Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu.
"Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang
seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku.
Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka
menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami
rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus
menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya
baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.

"Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang
saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya
dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya
bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya."

"Tommy," aku tersedak,

"Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari.
Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan
dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat
membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih."

"Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang
ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa
yang baru kamu ceritakan?"

Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu
saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia
menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat
mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan.

Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali.
Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak," katanya.
"Saya tahu, Tommy."
"Maukah Bapak menceritakannya untuk saya?
Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?"
"Ya, Tommy. Saya akan melakukannya."



Semoga bermanfaat

Jumat, 12 Februari 2010

Apa sih Pacaran Itu Menurut Alkitab??

Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk diantaranya hubungan kita dengan kekasih/pacar. Kita berkencan untuk mendapatkan kesenangan, persahabatan, pengembangan kepribadian dan memilih kawan, bukan untuk popularitas atau untuk merasa aman. Jangan biarkan lingkungan pergaulan memaksa kamu memasuki situasi kencan yang kurang pantas. Alkitab memberikan kita beberapa pegangan yang jelas untuk membimbing kita dalam membuat keputusan mengenai soal kencan/pacaran.

Jagalah hatimu.
Alkitab mengatakan kepada kita untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih sayang kita, karena hati kita mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita.

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)

Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul.
Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran.

"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33)
Orang Kristen hanya boleh berkencan/berpacaran dengan sesama Kristen.
Biarpun berteman dengan teman non-kristen tidak dilarang, mereka yang khususnya dekat di hati haruslah orang percaya yang sudah dewasa yang merupakan pengikut Kristus yang taat dalam hidupnya.

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? " (2 Korintus 6:14).

Apakah itu cinta yang sesungguhnya?
1 Korintus 13:4-7 mendeskripsikan cinta yang sesungguhnya. Tanyalah hatimu pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apakah kalian sabar satu sama lain?
Apakan kalian baik terhadap satu sama lain?
Apakah kalian saling cemburuan?
Apakah kalian suka menyombongkan baik diri sendiri maupun sang pasangan?
Apakah ada kerendah-hatian dalam hubungan kalian?
Apa kalian kasar memperlakukan satu sama lain?
Apa kalian saling mementingkan diri sendiri?
Apa kalian mudah marah terhadap satu sama lain?
Apa kalian suka mengingat-ingat kesalahan sang pasangan di masa lalu?
Jujurkah kalian satu sama lain?
Apakah kalian saling melindungi?
Apakah kalian saling mempercayai?

Kalau jawabanmu "Ya" untuk semua pertanyaan diatas, artinya 1 Korintus 13 seperti Firman Tuhan berkata, kalian sungguh saling mengasihi satu sama lain. Kalau ada jawabanmu yang "Tidak" atas pertanyaan-pertanyaan di atas, artinya mungkin kalian harus mendiskusikan hal-hal di atas dengan pacarmu.


Seberapa jauhkah?


Banyak pelajar-pelajar menanyakan, "Seberapa jauh yang kita boleh lakukan dalam berpacaran/berkencan?" Beberapa prinsip yang akan menolongmu untuk memutuskan apa yang pantas dan yang tidak dalam berpacaran/berkencan:

Apakah situasi yang kuciptakan mengundang dosa seksual atau menghindarinya?
1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! " Kita tidak dapat melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena kecerobohan kita.

Bagaimanakah reputasi sang kekasih/pacar?
Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti berkata, "Aku memiliki kesamaan pandangan dengan engkau." Hal inilah yang dapat membuat kamu menyesal nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33, "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik."

Apakah ada pengaruh obat-obatan atau alkohol?
Jangan merubah pandanganmu hanya untuk pacarmu.

Apa aku tertarik dengan tipe orang yg salah?
Yakinkan bahwa pesan yang kamu sampaikan dengan perbuatanmu tidak membuat orang lain merubah pandanganmu.

Sadarkah aku kalau dosa itu terbit dari hati?
Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzinah dengan dia dalam hatinya"

Apakah tempat berkencanmu tepat dan pantas?
Tujuan yang baik kadang terlupakan oleh godaan dan kesempatan yang terlalu besar.

Apakah aku melakukan sesuatu yang merangsang secara seksual?
Jangan melakukan kontak yang merangsang seksual seperti 'petting'.

Kalau sudah terlanjur jauh, mengapa memutuskan untuk berhenti?

Tuhan itu pengampun.
1 Yohanes 1:9 berkata bahwa Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Kamu dapat mulai sesuatu yang baru dengan Tuhan kapanpun.

Tuhan itu kudus.
FirmanNya berkata bahwa dosa sex itu salah, dan Dia tahu segala yang terbaik.
Tuhan itu penuh kasih.
Tuhan tau bahwa hubungan yang terlalu jauh sebelum pernikahan cenderung memisahkan sebuah pasangan dan mengakibatkan pernikahan yang kurang bahagia. Ia tahu bahwa banyak pria tidak mau menikahi wanita yang pernah berhubungan terlalu intim dengan pria lain